Saturday, May 10, 2008

Perbedaan diantara kita

Mengapa Tuhan menciptakan morfologi yang berbeda pada masing-masing umatnya?Yang paling mudah dari warna kulit, selain itu, tipe rambut, warna rambut, golongan darah, bahkan sampai sidik jari tiap orang pun berbeda। Masing-masing ras memiliki warna kulit berbeda. Ada yangberwarna kulit hitam, kuning, kulit putih, kulit merah, kulit sawo matang, dan lain-lain. Tidak hanya itu, beragam bangsa, bahasa, budaya. Maha Agung Tuhan dengan maha karya-Nya.

Apakah layak kita memberi nilai pada umat-Nya karena perbedaan ini, karena sejatinya Tuhan jualah yang menciptakannya?

Apakah patut kita memandang sebelah mata pada yang menjalani keyakinan dengan jalan yang berbeda? Dan memberi nilai pada jalan yang dipilihnya?

Perjalanan umat di dunia ini layaknya sebagai seorang pendaki gunung. Gunung Himalaya memiliki beberapa rute yang bisa dipilih untuk mencapai puncak Mount Everest yang tertinggi di kaki langit ini. Seorang pendaki (yang baru pertama kali akan mendaki gunung tersebut) bisa saja mulai dari Tibet, dari Cina atau dari Nepal, dengan tujuan yang sama, yaitu mencapai puncak Himalaya. Tiap pendaki yang memilih jalannya masing-masing akan mengatakan bahwa jalan yang ditempuhnya adalah jalan yang paling indah, paling mudah dan paling benar. Namun ketika sang pendaki telah mencapai puncak tertinggi, akan dapat melihat bahwa gunung tersebut dapat didaki dari banyak rute dan banyak arah. Walaupun jalan tersebut tidak sama, tapi semuanya menuju satu tujuan, puncak Himalaya.

Suatu ketika, anakku (waktu kelas kelas 4 SD) dengan hati gundah gulana berkata kepadaku bahwa ia diejek oleh kawan-kawannya karena berbeda agama. Saya hanya bisa menenangkan hatinya, dengan mengatakan bahwa: “mereka tidak mengerti dan mereka tidak tahu agama kita. Mereka tidak mengerti bahwa di dunia ini banyak sekali perbedaan dan mereka tidak tahu bagaimana menghargai perbedaan itu. Kamu tidak perlu marah kepada mereka, dan kamu tidak perlu berkecil hati karena agama yang kita anut. Yakinlah pada agama kita. Yang penting kamu selalu berbuat baik, Tuhan akan sayang padamu”.

Saya tidak tahu dengan pasti mengapa kawan-kawan anakku itu mengejek agama lain. Mereka memang masih anak-anak, yang perlu ditanamkan keyakinan bahwa agama yang kita anut adalah agama dan jalan yang paling benar. Itu dogma agama. Tapi itu bukan berarti bahwa anak-anak tidak perlu diajarkan bahwa ada banyak agama lain yang diyakini oleh orang-orang di muka bumi ini. Justru sejak dini-lah ditanamkan rasa saling mengasihi, saling menyayangi kepada semua umat di dunia. Kasih, sayang dan cinta kepada sesama manusia, tidak mengenal perbedaan ras, suku, bangsa dan agama. Pikiran sempit dan dangkal akan menumpulkan rohani kita, sebaliknya asah nurani akan menumbuhkan welas asih diantara umat manusia, tanpa memandang perbedaan. Cinta kasih akan menciptakan kedamaian di muka bumi ini.

Saat ini, anakku bersekolah di sebuah sekolah dimana murid-muridnya berasala dari berbagai negara dan benua, baik Eropa, Amerika, Asia dan Afrika, dengan berbagai agama. Semua murid disana mendapat pelajaran yang sama dengan tujuan utama belajar bahasa, sebagai tahap awal untuk dapat belajar di sekolah regular. Dia belajar bahwa kita tidak bisa menilai seseorang dari jasmani dan bentuk fisiknya, tapi persahabatan tulus akan tercipta dari hati yang kaya akan kasih. Semoga itu selalu tertanam di hatinya, dimanapun nanti kelak dia akan berkelana dalam perjalanan hidupnya.

Salam damai.

No comments: