Thursday, January 31, 2008

MEMANDANG

Sekian lama nggak posting blog. Kali ini saya posting sebuah tulisan mengenai hakikat memandang. Apa ya? Silakan dibaca deh, karena saya cuma posting aja, bukan penulisnya...


Memandang adalah hakekat dari melihat dengan panca indra

informasi yang kembali dari hasil melihat dengan mata adalah memandang

memberi kesimpulan dari hasil memandang tergantung kwalitas "Pemandang"

ukuran/size menjadi acuan dari kesimpulan

pengalaman menjadi pedoman memberi ukuran

jarak pandang menentukan segala kesimpulan

Tidak jarang kita terlalu dekat memandang sesuatu, sehingga sesuatu yg kecil menjadi besar

pernah juga kita memandang terlalu jauh sampe tdk terlihat sesuatu dan hanya putih bagai awan yg terlihat

terus bagaimana sebaiknya memandang??

Tuhan membuat garis yang jelas, yang memisahkan dekat dan jauh

panca indra adalah sarana jarak pandang yg deket dan terjangkau

Hati Nurani adalah jarak pandang yang tak terjangkau dan tak terbatas

bagaimana hati nurani bisa melihat padahal fungsinya bukan untuk melihat

membersihkan hati agar bisa melihat adalah awal perjalanan kehidupan

setiap menatap pandang adalah nikmat dan syukur serta keikhlasan

Banyak ajaran agama atau keyakinan berbeda menjelaskan secara sederhana tentang pentingnya hati

tapi tidak banyak yg memahami isi dan makna yang tersirat

agama dan keyakinan ada wasilah/alat untuk mencapai Tuhan

tapi yg terjadi agama adalah sebagai tujuan


Oleh: Joko Suharto


Friday, January 4, 2008

Buruknya Pelayanan Kesehatan di Belanda

Bagaimana pelayanan kesehatan di Belanda? How does Netherlands' emergency and medical services?

Kalau saya ditanya mengenai hal ini, saya langsung jawab: buruk sekali! very bad! disappointing!

Saya menggalami pengalaman yang buruk, karena sakit dan harus datang ke dokter umum (huisart) sampai akhirnya huisart merujuk ke dokter spesialis ahli bedah (Chirrug) ke rumah sakit. Semuanya mengecewakan. Kesan saya: petugas medis dan paramedis di Belanda tidak bisa bekerja dengan profesional menangani pasien. Saya tidak mengerti sistem pelayanan kesehatan di Belanda. Tapi, dengan pengalaman ini, saya berkesimpulan bahwa sistem pelayanan kesehatan dan emergency-nya buruk!

Mulai dari daftar ke huisart, saya harus mencari di internet huisart yang melayani penduduk dengan nomor kode pos yang sesuai. Ada beberapa huisart yang bisa saya hubungi dan saya mencoba mulai yang paling dekat dengan tempat tinggal di daerah Lombok (he..he.. ada juga lho Lombok di Utrecht, nggak cuma di Indonesia aja). Di tempat yang pertama, saya harus telpon berulang kali, karena telpon otomatisnya nggak ada yang angkat, cuma mesin doang yang jawab dan itupun luama banget. Padahal itu hari kerja, bukan hari Jumat atau weekend. Akhirnya setelah dapat kontak, saya diminta datang untuk mengisi formulir pendaftaran. Setelah datang ke medical center (Gezondheidscentrum), ternyata asuransi saya (student insurance) nggak diterima, dengan alasan bukan Dutch Insurance! Giele bener..!!! Padahal kan kantor pusatnya AON ada di Roterdam? Apa maksudnya karena saya bukan warga negara Belanda, jadi dia minta Dutch Insurance? Diskriminasi juga pelayanan kesehatan di Belanda.. :(

Petugas resepsionistnya bilang saya bisa buat appointment langsung lewat telpon tanpa mengisi formulir pendaftaran. Waduh.. berarti saya harus telpon keesokan harinya, karena waktu itu saya datang ke Gezondheidcentrum sore hari. Keesokan harinya (hari Jumat), coba telpon mau buat appoitment lagi ke Gezondheidcentrum yang sama, tapi telponnya nggak ada yang angkat. Karena merasa urgent, dan saya pikir sudah hari Jumat, saya telpon ke emergency unit. Tapi yang saya dapatkan malah omelan dari reseptionist bahwa nomor yang hubungi itu hanya untuk keperluan emergency. Lho.. dia kira saya main-main dan bukan sakit beneran?

Merasa jengkel dengan pelayanan Gezondheidscentrum di Lombok, saya tanya kawan dokter yang mungkin punya langganan Huisart. Akhirnya atas bantuan dr. Eva, saya bisa buat appointment dengan huisart lain untuk Jumat sore itu juga. Syukurlah, saya tadinya khawatir harus menunggu sampai hari Senin untuk hanya bisa datang ke dokter. Di gezondheidscentrum ini, asuransi saya juga tidak diterima, sehingga saya harus bayar tunai. AON menjamin penggantian biaya dokter jika kita mengirim asuransi beserta formulirnya (semoga prosesnya cepat).

Sore itu saya datang ke Gezondheidscentrum di Oog in Al ditemani Anya dengan tertatih-tatih menahan sakit yang amat sangat. Huisart-nya baik, dan pemeriksaan seperti biasa, sama dengan dokter di Indonesia. Dia hanya memberi saya obat luar untuk menggatasi hemorrhoid dan bubuk fiber untuk membantu melancarkan pencernaan. Obat penahan sakit (parasetamol) dapat juga diminum. Tiga hari kemudian, saya diminta datang untuk pemeriksaan ulang.

Tiga hari kemudian, saya masih sakit. Huisart merujuk saya ke dokter spesilis bedah di salah satu ziekenhuis (rumah sakit), seraya mengatakan saya dapat minum analgetik dengan frekuensi dan menggunakan salep lebih sering. Karena waktu itu sehari menjelang Natal, saya langsung menelpon rumah sakit untuk buat appointment dan dapat jadwal tanggal 3 Januari. Ooh.. lamanya. Saya harus bersabar menahan sakit. Sempat juga bingung, apa yang akan terjadi tanggal 3 itu, apakah hanya pemeriksaan atau saya langsung akan diambil tindakan oleh dokter atau paramedis. Kedua kalinya saya telpon rumah sakit, saya diberitahu bahwa hari itu (tanggal 3) untuk pemeriksaan awal di polikliniek, jadi lumayan tenang.

Dengan hanya mengandalkan obat luar dan penahan sakit, perlahan-lahan sakit-nya berkurang juga setelah 14 hari. Saat appointment dengan dokter spesialis tiba, saya membawa semua persyaratan yang diminta ketika saya buat janji lewat telepon. Seorang kawan menemani kami ke ziekenhuis, walau saya tahu dia sebenarnya keberatan, dan saya sebenarnya merasa tidak enak hati karena sudah merepotkan. Tapi.. sudahlah..

Sampai di resepsionist, saya diminta menyerahkan paspor dan kartu asuransi, kemudian saya di berikan kartu pasien dan diminta datang ke poli bedah. Di poli bedah, seorang paramedis mengambil karut saya, mencatat data dan mengatakan: "anda datang lagi minggu depan, jam 9 pagi untuk pemeriksan".
Hah...? saya terperangah, kaget. "Not today?"
"It's too late", she said.
Memang appointment hari itu jam 17.05, dan saya datang 30 menit sebelumnya, dan kata dia "ini sudah terlalu sore".
Sialan lu..! Kuesel banget deh.. Mengapa saya diberi jadwal hari Kamis sore? Untuk apa saya disuruh datang sore itu? Kalau hanya buat appointment untuk pemeriksaan minggu depan? Kan bisa lewat telpon pada saat saya telpon pertama kali (tanggal 24 Des)?

Andaikata saya pasien yang terluka parah memerlukan tindakan segera, apakah mereka akan bertindak seperti ini juga? Apakah menunggu pasien sampai sekarat, baru mereka mau melayani dan memberikan tindakan?

Kalau bisa, jangan sampai sakit selama studi di Belanda. Nggak cuma sakit badan, tapi juga jadi sakit ati. Makanya jaga kesehatan baik-baik. Walau biaya dokter dan rumah sakit dicover oleh asuransi (dan tentunya kita atau beasiswa yang bayar juga untuk ini).

Keep healthy guys...