Thursday, July 17, 2008

Master Oogway mencapai Moksa

Minggu kemarin, sambil melepas penat dari tugas-tugas rutin dan deadline, akhirnya saya penuhi janji saya kepada Anya untuk nonton film di bioskop. Film yang sudah dia tunggu-tunggu, karena promo di TV sangat gencar. Tadinya saya malas untuk nonton, tapi setelah dikirimi resensi filmnya oleh seorang kawan baik, Eva Suarthana, saya jadi tertarik. Resensi filmnya yang ditulis oleh Santhi, saya copy-paste diakhir blog ini.

Film kartun dengan tajuk "Kung Fu Panda" ini tidak hanya ditujukan untuk anak-anak, tapi juga untuk dewasa, yang tentu saja menemani anak-anaknya menonton film. Satu yang ingin saya tambahkan untuk resensi tersebut adalah, walaupun film ini mengenai fabel, tapi kisahnya adalah legenda yang dapat dijadikan cermin bagi umat manusia. Humanity itu bersifat universal. Tapi saya kagum dengan pengarang cerita ini, dia mahfum mengenai moksa, yaitu bersatunya atman dengan paratman, atau bersatunya jiwa-raga dengan Sang Pencipta, dimana seseorang mati tanpa meninggalkan jasad, atau 'pergi' bersama-sama dengan jiwa dan raga. Di ceritakan Master Oogway, setelah menasihati Master ShiFu, dia mengatakan bahwa "ini waktuku untuk pergi". Hanya seseorang yang telah mumpunilah yang bisa mengetahui kapan waktunya untuk 'pergi' dan kemana jalan dan tujuannya 'pergi'. Master Oogway lalu lenyap dari pandangan mata, setelah bunga-bunga surgawi bertebaran memanggilnya.

Berikut resensinya:

1. *The secret to be special is you have to believe you're special.*

Po hampir putus asa karena tidak mampu memecahkan rahasia Kitab Naga, yang hanya berupa lembaran kosong. Wejangan dari ayahnya-lah yang akhirnya membuatnya kembali bersemangat dan memandang positif dirinya sendiri.

Kalau kita berpikir diri kita adalah spesial, unik, berharga kita pun akan punya daya dorong untuk melakukan hal-hal yang spesial. Kita akan bisa, kalau kita berpikir kita bisa. Seperti kata Master Oogway, *You just need to believe*

2. *Dont give up on your dreams*.

Po , panda gemuk yang untuk bergerak saja susah akhirnya bisa menguasai ilmu Kung Fu. Berapa banyak dari kita yang akhirnya menyerah, gagal mencapai impian karena terhalang oleh pikiran negatif diri kita sendiri?

Seperti kata Master Oogway, *Yesterday is history, tomorrow is a mistery, today is a gift, that's why we call it "PRESENT" --> *kemarin adalah sejarah, esok adalah misteri, saat ini adalah anugerah, makanya
disebut Present (hadiah).

Jangan biarkan diri kita dihalangi oleh kegagalan masa lalu dan ketakutan masa depan. Ayo berjuanglah di masa sekarang yang telah dianugerahkan Tuhan padamu.

3. *Kamu tidak akan bisa mengembangkan orang lain, sebelum kamu percaya dengan kemampuan orang itu, dan kemampuan dirimu sendiri.*

Master ShiFu ogah-ogahan melatih Po . Ia memandang Po tidak berbakat. Kalaupun Po bisa, mana mungkin ia melatih Po dalam waktu sekejap. Kondisi ini berbalik seratus delapan puluh derajat, setelah ShiFu diyakinkan Master Oogway -gurunya- bahwa Po sungguh-sungguh adalah Pendekar Naga dan Shi Fu adalah satu-satunya orang yang mampu melatihnya.

Sebagai guru atau orang tua, hal yang paling harus dihindari adalah memberi label bahwa anak ini tidak punya peluang untuk berubah. Sangatlah mudah bagi kita untuk menganggap orang lain tidak punya masa depan. Kesulitan juga acap kali membuat kita kehilangan percaya diri, bahwa kita masih mampu untuk membimbing mereka.

4. *Every individual have their own way to learn and their own motivation*

Shi Fu akhirnya menemukan cara bahwa Po baru termotivasi dan bisa mengeluarkan semua kemampuannya, bila terkait dengan makanan. Po tidak bisa menjalani latihan seperti 5 murid jagoannya yang lain.

Demikian juga dengan setiap anak. Kita ingat ada 3 gaya belajar yang kombinasi ketiganya membuat setiap orang punya gaya belajar yang unik. Hal yang menjadi motivasi tiap orang juga berbeda-beda. Ketika kita memaksakan keseragaman proses belajar, dipastikan akan ada anak-anak yang dirugikan.

5. *Kebanggaan berlebihan atas anak/murid/diri sendiri bisa membutakan mata
kita tentang kondisi sebenarnya, bahkan bisa membawa mereka ke arah yang
salah*.


Master ShiFu sangat menyayangi Tai Lung, seekor macan tutul, murid pertamanya, yang ia asuh sejak bayi. Ia membentuk Tai Lung sedemikian rupa agar sesuai dengan harapannya. Memberikan impian bahwa Tai Lung akan menjadi Pendekar Naga yang mewarisi ilmu tertinggi. Sayangnya Shi Fu tidak
melihat sisi jahat dari Tai Lung dan harus membayar mahal, bahkan nyaris kehilangan nyawanya.

Seringkali kita memiliki image yang keliru tentang diri sendiri/anak/ murid kita. Parahnya, ada pula yang dengan sengaja mempertebal tembok kebohongan ini dengan hanya mau mendengar informasi dan konfirmasi dari orang-orang tertentu.

Baru-baru ini saya bertemu seorang ibu yang selama 14 tahun masih sibuk membohongi diri bahwa anaknya tidak autis. Ia lebih senang berkonsultasi dengan orang yang tidak ahli di bidang autistik. Mendeskreditkan pandangan ahli-ahli di bidang autistik. Dengan sengaja memilih terapis yang tidak
kompeten, agar bisa disetir sesuai keinginannya. Akibatnya proses terapi 11 tahun tidak membuahkan hasil yang signifikan.

Ketika kita punya image yang keliru, kita akan melangkah ke arah yang keliru.

6. *Hidup memang penuh kepahitan, tapi jangan biarkan kepahitan tinggal
dalam hatimu.*


Setelah dikhianati oleh Tai Lung, Shi Fu tidak pernah lagi menunjukkan kebanggaan dan kasih sayang pada murid-muridnya. Sisi terburuk dari kepahitan adalah kita tidak bisa merasakan kasih sayang dan tidak bisa berbagi kasih sayang.

7. *Family is the most important thing in this world*.

Di saat merasa terpuruk, Po disambut hangat oleh sang ayah. Berkat ayahnya pula Po dapat memecahkan rahasia Kitab Naga dan menjadi Pendekar nomor satu.

Keluarga ada elemen terpenting yang ada di dunia ini. Mereka adalah orang pertama yang akan merasakan kesusahan kita, orang pertama yang memberikan dukungan terbesar pada saat kita membutuhkannya, dan orang pertama yang akan melindungi dan mau berkorban untuk kita.

Sudahkah kita memberi dukungan pada anggota keluarga kita?

Saturday, July 5, 2008

A basket of cherries


Cherry (Prunus spp.) or ‘kersen’ (in Nederlands) is a drupe fruit, yellow to red in colour when fruit is ripe, sour to sweet taste. During June –July, they sold in market after blooming in May.

I am as Indonesian know cherry, but when I am in Holland, people called cherry as ‘kersen’, which is in bahasa Indonesia we refer ‘kersen’ as different fruit. I was confusing when I found ‘kersen’ name in front of a box with full of cherry. Kersen or cherry is a common name of Prunus spp, but not kersen in bahasa Indonesia, which refer to Muntingia calabura.

I was eager to know how the tree looks like. Cherry is a medium tree; habitus straight and cylindrical bole. Leathery leaves; beautiful white flower. I just notice that a tree in front of our house is a cherry, but I only saw one tiny cherry few weeks ago. Perhaps, birds like them all and left only a few of them.

Today, I bought a basket kersen or cherry in the open market of Wageningen. I paid 3.5 euro for 2 kg! It’s very cheap compare to normal price in Utrecht, which is 3.5 euro for only 0.5 kg. The vendor kindly gave us 5 mandarijn (sweet orange) for free. He wanted to finish all fruits he is selling today. Hmm.. it is very nice. We went back home happily with a basket of cherries in hand :-)